[You must be registered and logged in to see this image.] III. PENGAMATAN OPT TANAMAN KARETMenurut Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/1997 tentang Pedoman Pengendalian
OPT dalam sistem PHT adalah kegiatan yang meliputi pemantauan dan
pengamatan, pengambilan keputusan dan tindakan pengendalian. Pemantauan
adalah kegiatan mengamati dan mengawasi keadaan populasi atau tingkat
serangan OPT dan faktor yang mempengaruhi secara berkala/teratur pada
tempat/wilayah tertentu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas atau
petani yang terpilih sebagai sampel (unit contoh) pada kantong-kantong
serangan OPT di sentra produksi komoditi utama. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberadaan OPT sasaran sehingga dapat ditetapkan
(diramalkan) kerapatan populasi sebaran dan dinamikanya/gejala OPT sasaran pada
kesehatan yang paling dini, sebagai dasar pengambilan keputusan (Early Warning
System). Data pemantauan dapat juga digunakan sebagai alat evaluasi keberhasilan
pengendalian yang telah dilakukan.
Pengamatan
adalah kegiatan penghitungan dan pengumpulan informasi tentang keadaan
populasi atau tingkat serangan OPT dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi pada waktu dan tempat tertentu. Pengamatan dilakukan oleh
petani di areal kebunnya untuk memperoleh data sebagai bahan
pertimbangan perlu tidaknya tindakan pengendalian yang tepat berdasarkan
prinsip-prinsip PHT pada kesempatan paling dini. Pengamatan dilakukan secara rutin setiap minggu atau bulan sesuai dengan fase rentan
tanaman/saat mulai munculnya gejala serangan.
Obyek Pengamatan
Obyek-obyek
pengamatan yang harus diamati pada tanaman karet meliputi gejala
serangan, penyebab, umur tanaman, persentase tanaman terserang,
intensitas serangan, populasi OPT per unit contoh, jumlah populasi
serangga berguna per unit contoh, organisme lain yang ditemukan, data
pendukung (suhu, kelembaban, curah hujan, hari hujan, dan sebagainya).
Pengambilan ContohUntuk
setiap lokasi diambil 10 pohon contoh secara diagonal dan dianggap
mewakili kondisi kebun tersebut. Pohon contoh ada yang tetap dan tidak
tetap (selalu berpindah). Pohon contoh tetap biasanya digunakan untuk
mengamati perkembangan penyakit dan diamati secara rutin setiap kali
pengamatan agar diperoleh data yang dikehendaki. Sedangkan pohon contoh
tidak tetap digunakan untuk mengetahui ada tidaknya OPT yang menyerang
tanaman (status OPT). Untuk petani dengan luas kepemilikan kebun yang
terbatas sebaiknya mengamati seluruh tanamannya dengan melakukan sensus
tanaman. Setiap pengamataan dilakukan pencatatan dan analisis hasil
pengamatan untuk mengetahui intensitas serangan.
Intensitas Serangan
Intensitas serangan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kerusakan tanaman akibat
serangan OPT.
Penentuan intensitas serangan OPT didasarkan pada:
- Kepadatan populasi
- Derajat kerusakan tanaman yang ditentukan dengan skoring (berat ringannya
kerusakan)
Secara umum tingkat serangan digolongkan menjadi:
Berat : Nyata diatas ambang rasa/kendali
Ringan : Nyata di bawah ambang ras/kendali
Intensitas serangan = (jumlah tanaman terserang/jumlah tanaman yang diamati) x 100 %
TEHNIK PENGAMATAN
1. PENYAKIT JAPBagian tanaman yang diamati
Perakaran, daun/tajuk terutama pada tanaman yang dekat dengan tunggul karet atau kebun bertunggul karet
Interval pengamatan
Setiap 3 bulan dimulai sejak tanaman 1-5 tahun terutama pada areal rawan penyakit
Intensitas Serangan
Ringan: benang jamur warna putih baru menempel di permukaan akar, atau kulit akar mulai membusuk karena serangan jamur
Berat: kulit dan kayu akar sudah membusuk karena serangan jamur
2. PENYAKIT BIDANG SADAP : KANKER GARISBagian tanaman yang diamati
Bidang sadap terutama tanaman yang disadap terlalu dekat dengan permukaan tanah dan kebun yang kelembabannya tinggi
Interval pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari sadap selama musim hujan, terutama kebun-kebun yang sering terkena serangan kanker garis
Intensitas Serangan
Ringan: selaput tipis berwarna putih dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap
Berat : lateks yang keluar berwarna coklat dan berbau busuk
3. PENYAKIT BIDANG SADAP : MOULDY ROTBagian tanaman yang diamati
Bidang sadap terutama tanaman yang disadap terlalu sering dan dalam serta kebun yang mempunyai kelembaban tinggi
Interval pengamatan
1-2 minggu selama musim hujan
Intensitas Serangan
Ringan : lapisan beledru berwarna putih kelabu sejajar dengan alur sadap
Berat: bagian yang sakit membusuk dan berwarna kehitaman
4. PENYAKIT BIDANG SADAP : KERING ALUR SADAP
Bagian tanaman yang diamati
Bidang sadap terutama tanaman yang disadap terlalu sering dan disertai penggunaan bahan perangsang lateks (ethrel)
Interval pengamatan
Setiap hari sadap terutama pada masa gugur daun
Intensitas Serangan
Ringan : Sebagian alur sadap kering
Berat : semua batang kering dan benjol-benjol
5. PENYAKIT BATANG : NEKROSIS KULITBagian tanaman yang diamati
Kulit batang dan cabang
Interval pengamatan
Setiap 3 bulan sekali pada waktu peralihan musim kemarau ke musim hujan
Intensitas Serangan
Ringan : bercak coklat seperti memar pada permukaan kulit
Berat : kulit pecah dan terjadi pendarahan karena pembuluh lateks pecah
6. PENYAKIT BATANG : JAMUR UPASBagian tanaman yang diamati
Batang, cabang dan ranting pada daerah yang bercurah hujan tinggi
Interval pengamatan
1-2
minggu sekali, dimulai pada awal sampai akhir musim hujan terutama
daerah yang sering diserang jamur upas dan berkelembaban tinggi
Intensitas Serangan
Ringan : bagian pangkal atau atas percabangan tampak benang putih seperti sutera
Berat : Cabang atau ranting yang terserang akan membusuk dan mati serta mudah patah
7. PENYAKIT DAUN
Bagian tanaman yang diamati
Daun pada tunas baru smapai daun menjadi hijau (umur 1-15 hari)
Interval pengamatan
Setiap 3 hari sekali mulai pada saat tanaman membentuk tunas baru sampai daun menjadi
hijau. Pengamatan dilakukan pada 10 pohon sampel secara diagonal pada setiap lokasi
pengamatan
Intensitas Serangan
Dinyatakan dalam kerapatan tajuk, makin tipis kerapatan tajuk makin berat intensitas
serangannya, yaitu
- kerapatan tajuk 25 - <> 50- 75 % = serangan ringan
8. HAMA : RAYAP
Bagian tanaman yang diamati
Akar sampai ujung daun, pengamatan dilakukan bersamaan dengan pengamatan JAP
9. HAMA : BABI HUTANBagian tanaman yang diamati
Akar, kulit batang, batang dan daun tanaman muda
Pengamatan:
- Dilakukan pada areal pertanaman yang berdekatan dengan hutan atau padang alang-alang
- Pengamatan terutama dilakukan menjelang subuh atau menjelang maghrib
-
Apabila ada tumpukan sisa tanaman, ranting atau tumbuhan perlu
dicurigai kemungkinan merupakan sarang babi betina yang akan melahirkan.
Interval Pengamatan
Dilakukan 4 bulan sekali
10. HAMA : URETBagian tanaman yang diamati
Akar dan bahan organik di sekitar tanaman biasanya menyerang tanaman muda dan di
pembibitan
*Sumber : DUNIA PERTANIAN INDONESIA ONLINE
[You must be registered and logged in to see this image.]