Trenggalek Nimbuzz Community
Met gabung dengan Trenggalek Nimbuzz Community..!

Kami senang jk anda mo register,gratis kog.. Smile

Jangan lupa utk perkenalkan diri kamu.. Smile

Saran/kritik X-an sangat kami harapkan Smile
Trenggalek Nimbuzz Community
Met gabung dengan Trenggalek Nimbuzz Community..!

Kami senang jk anda mo register,gratis kog.. Smile

Jangan lupa utk perkenalkan diri kamu.. Smile

Saran/kritik X-an sangat kami harapkan Smile
Trenggalek Nimbuzz Community
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


SHARE TIPS/TRICK,TOOL DAN INFORMASI HANDPHONE/KOMPUTER , DLL.
 
IndeksPencarianLatest imagesPendaftaranLogin
Latest topics
» perkenalan
Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeWed Mar 12, 2014 9:59 pm by onapak

» Salam Hangat
Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeThu Mar 06, 2014 4:50 pm by co_caxeps

» Orang Berkaki Empat
Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeTue Dec 17, 2013 3:23 pm by menyut_nyut

» Mencuri Bandwith dengan WinArp Attacker
Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeSat Aug 10, 2013 1:28 pm by ihsanmahendra

» salam kenal
Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeFri Apr 19, 2013 8:52 am by maxoll_cjdw

» sugeng tetepangan saking lare ngetal
Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeFri Apr 19, 2013 8:47 am by maxoll_cjdw

» Salam Perkenalan dari Malaysia
Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeTue Jan 29, 2013 10:19 am by TRENITY

Trenity Chatbox

 

 Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet

Go down 
3 posters
PengirimMessage
TRENITY




Jumlah posting : 60
Points : 108
Join date : 27.02.10

Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet Empty
PostSubyek: Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet   Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeFri Jan 14, 2011 4:10 pm

[You must be registered and logged in to see this image.]

I. PENDAHULUAN
Sejak awal pelaksanaan pembangunan perkebunan, karet alam selalu berada dalam urutan prioritas karena secara ekonomis sangat penting sebagai sumber devisa negara, secara sosial sangat strategis sebagai sumber penghidupan sebagian penduduk Indonesia dan secara ekologis mendukung kelestarian lingkungan hidup, sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Penetapan karet sebagai komoditas prioritas dalam pembangunan perkebunan bukan tanpa alasan. Lebih dari 80% pengusahaan karet berada di bawah pengelolaan jutaan petani perkebunan karet dengan luas pemilikan yang relatif kecil dan pengusahaan yang masih bersifat tradisional. Akibatnya produktivitas lahan masih berada di bawah potensi yang seharusnya dapat diraih.
Pengelolaan perkebunan karet sering mengalami kendala, antara lain masalah organisme pengganggu tumbuhan (OPT) terutama masalah penyakit. Hampir seluruh bagian tanaman karet menjadi sasaran infeksi dari sejumlah penyakit tanaman, mulai dari jamur akar, penyakit bidang sadap, jamur upas sampai pada penyakit gugur daun. Penyakit karet telah mengakibatkan kerugian ekonomis dalam jumlah miliaran rupiah karena tidak hanya kehilangan produksi akibat kerusakan tanaman tetapi juga mahalnya biaya yang diperlukan dalam pengendaliannya. Diperkirakan kehilangan produksi setiap tahunnya akibat kerusakan oleh penyakit karet mencapai 5-15%. Sesuai dengan undang-undang tentang sistem budidaya tanaman nomor 12 tahun 1992 dan peraturan pemerintah no 6 tahun 1995 bahwa kegiatan perlindungan tanaman merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat yang dilaksanakan dengan mengimplementasikan pengendalian hama terpadu (PHT) yang aman terhadap manusia dan lingkungan.
Dalam mengimplementasikan PHT ada 4 prinsip yang harus dilakukan mulai dari budidaya tanaman sehat, konservasi dan pemanfaatan musuh alami, pengamatan berkala dan berkesinambungan serta pemilik lahan/petani secara individu dan kelompoknya telah menjadi ahli PHT atau mandiri dalam pengambilan keputusan di dalam pengelolaan kebunnya. Peran perlindungan perkebunan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah yang semakin besar dan kompleks ini. Tugas dan masalah tersebut akan dapat diatasi dengan baik apabila tersedia petugas yang terampil dan berwawasan luas serta bahan informasi
sebagai pedoman bagi petugas dalam bimbingan dan pengamatan yang akurat agar dapat dilakukan pengendalian yang tepat, untuk mengatasi masalah yang timbul di lapangan.


*Sumber : DUNIA PERTANIAN INDONESIA ONLINE [You must be registered and logged in to see this image.]
Kembali Ke Atas Go down
TRENITY




Jumlah posting : 60
Points : 108
Join date : 27.02.10

Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet Empty
PostSubyek: Re: Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet   Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeFri Jan 14, 2011 4:13 pm

II. TEHNIK PENGENALAN OPT TANAMAN KARET
Penyakit Jamur Akar Putih
Gejala Serangan


  • Mati mendadak seperti tersiram air panas pada musim hujan
  • Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum cukup waktunya berbuah dan bertajuk tipis
  • Daun berwarna hijau gelap kusam dan keriput, permukaan daun menelungkup
  • Apabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam benangbenang
    berwarna putih kekuningan menempel dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas
  • Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat Penyebab: Jamur Rigidoporus lignosus atau R. micropus


Penyakit Bidang Sadap Kanker Garis
Gejala Serangan

  • Adanya
    selaput tipis berwarna putih kelabu dan tidak begitu jelas menutupi
    alur sadap, apabila dikerok diatas irisan sadap akan tampak garis-garis
    tegak, berwarna coklat atau hitam
  • Garis-garis
    ini berkembang dan berpadu satu sama lain membentuk jalur hitam yang
    terlihat seperti retak-retak membujur pada kulit pulihan
  • Terdapat
    benjolan-benjolan atau cekungan-cekungan pada bekas bidang sadap lama
    sehingga sangat mempersulit penyadapan berikutnya
  • Gejala lanjut lateks yang keluar berwarna coklat dan berbau busuk

Penyebab: Phytophthora palmivora

Penyakit Bidang Sadap Mouldy Rot
Gejala serangan

  • Adanya
    lapisan beledru berwarna putih kelabu sejajar dengan alur sadap.
    Apabila lapusan dikerok, tampak bintik-bintik berwarna coklat kehitaman
  • Serangan bisa meluas sampai ke kambium dan bagian kayu
  • Pada serangan berat bagian yang sakit membusuk berwarna hitam kecoklatan sehingga sangat mengganggu pemulihan kulit
  • Bekas
    serangan membentuk cekungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur
    sadap. Bekas bidang sadap bergelombang sehingga menyulitkan penyadapan
    berikutnya atau tidak bisa lagi disadap.

Penyakit Bidang Sadap Kering Alur Sadap
Gejala serangan

  • Tanaman tampak sehat dan pertumbuah tajuk lebih baik dibandingkan tanaman normal
  • Tidak
    keluar lateks di sebagian alur sadap. Beberapa minggu kemudian
    keseluruhan alur sadap ini kering dan tidak mengeluarkan lateks
  • Lateks menjadi encer dan kadar karet kering (K3) berkurang
  • Kekeringan menjalar sampai ke kaki gajah baru ke panel sebelahnya
  • Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi coklat dan kadang-kadang terbentuk gum (blendok)
  • Pada gejala lanjut seluruh panel/kulit bidang sadap kering dan pecah-pecah hingga mengelupas
    Penyebab: ketidakseimbangan fisiologis dan penyadapan yang berlebihan
Penyakit Batang : Nekrosis Kulit
Gejala serangan

  • Timbul bercak coklat kehitaman seperti memar pada permukaan kulit dan dapat timbul mulai dari kaki gajah sampai di percabangan
  • Bercak membesar, bergabung satu sama lain, basah dan akhirnya seluruh kulit batang dan cabang membusuk
  • Penyakit berkembang pada lapisan kulit sebelah dalam dan merusak lapisan kambium bahkan sampai ke lapisan kayu
  • Serangan lanjut kulit pecah dan terjadi pendarahan karena pembuluh lateks pecah
    Penyebab: Jamur Fusarium solani, berasosiasi dengan Botrydiplodia sp
Penyakit Batang : Jamur Upas
Gejala serangan

  • Stadium
    Laba-Laba: Pada permukaan kulit bagian pangkal atau atas percabangan
    tampak benang putih seperti sutera mirip sarang laba-laba
  • Stadium Bongkol: Adanya bintil-bintil putih pada permukaan jaring laba-laba
  • Stadium
    Kortisium: Jamur membentuk selimut yaitu kumpulan benang-benang jamur
    berwarna merah muda. Jamur telah masuk ke jaringan kayu
  • Stadium
    Nekator: Jamur membentuk lapisan tebal hitam yang terdiri dari jaringan
    kulit yang membusuk dan kumpulan tetesan lateks yang berwarna coklat
    kehitaman meleleh di permukaan bidang yang terserang. Cabang atau
    ranting yang terserang akan membusuk dan mati serta mudah patah
    Penyebab: Jamur Cortisium salmonicolor
Penyakit Daun: Embun Tepung Oidium
Gejala serangan

  • adanya bercak yang tembus cahaya/translucens dan di bawah permukaan daun
    terdapat bunder berwarna putih
    Penyebab: jamur Oidium sp
Penyakit Daun: Gugur Daun Colletotrichum
Gejala serangan

  • adanya bercak coklat kehitaman, tepi daun menggulung. Pada daun umur lebih
    dari 10 hari terdapat bercak coklat dengan halo warna kuning selanjutnya bercak
    tersebut berlubang
    Penyebab: jamur Colletotrichum sp
Penyakit Daun: Gugur Daun Corynespora
Gejala serangan

  • adanya guratan menyerupai tulang ikan sejajar pada urat daun
    Penyebab: jamur Corynespora sp
Hama rayap
Gejala Serangan

  • Adanya gerekan pada batang dari ujung sampai ke akar dan memakan akar
  • Biasanya pada kebun yang terserang JAP akan diiringi dengan serangan rayap
    sehingga mempercepat matinya tanaman
    Penyebab
    - Microtermes inopiratus
    - Coptotermes convignathus
Hama Babi Hutan
Gejala Serangan

  • Tanaman muda tiba-tiba tumbang
  • Perakaran rusak, daun menjadi layu dan kering
    Penyebab
    Sub barbatus, Sus scrofa vittatus
Hama: Uret
Gejala Serangan
Tanaman yang terserang berwarna kuning, layu dan akhirnya mati
Penyebab
Uret tanah Helotrichia serrata, H. sufoflava, H. fessa, Anomala varians, Leucophalis sp
dan Exopholis sp
GULMA
Gulma yang sering dijumpai di kebun karet adalah alang-alang (Imperata cylindrica), Ki
Rinyuh (Chromolaena odorata), dan Sembung Rambat (Mikania micrantha)
Gulma dapat menyebabkan:
- Penurunan hasil
- Penurunan kualitas hasil
- Mempersulit pelaksanaan kegiatan pemeliharaan/panen
- Menjadi inang bagi OPT
- Tertundanya masa panen (sadap)

*Sumber : DUNIA PERTANIAN INDONESIA ONLINE [You must be registered and logged in to see this image.]


Terakhir diubah oleh TRENITY tanggal Fri Jan 14, 2011 4:18 pm, total 1 kali diubah
Kembali Ke Atas Go down
TRENITY




Jumlah posting : 60
Points : 108
Join date : 27.02.10

Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet Empty
PostSubyek: Re: Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet   Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeFri Jan 14, 2011 4:16 pm

[You must be registered and logged in to see this image.]
III. PENGAMATAN OPT TANAMAN KARET
Menurut Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/1997 tentang Pedoman Pengendalian
OPT dalam sistem PHT adalah kegiatan yang meliputi pemantauan dan
pengamatan, pengambilan keputusan dan tindakan pengendalian. Pemantauan
adalah kegiatan mengamati dan mengawasi keadaan populasi atau tingkat
serangan OPT dan faktor yang mempengaruhi secara berkala/teratur pada
tempat/wilayah tertentu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas atau
petani yang terpilih sebagai sampel (unit contoh) pada kantong-kantong
serangan OPT di sentra produksi komoditi utama. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberadaan OPT sasaran sehingga dapat ditetapkan
(diramalkan) kerapatan populasi sebaran dan dinamikanya/gejala OPT sasaran pada
kesehatan yang paling dini, sebagai dasar pengambilan keputusan (Early Warning
System). Data pemantauan dapat juga digunakan sebagai alat evaluasi keberhasilan
pengendalian yang telah dilakukan.
Pengamatan
adalah kegiatan penghitungan dan pengumpulan informasi tentang keadaan
populasi atau tingkat serangan OPT dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi pada waktu dan tempat tertentu. Pengamatan dilakukan oleh
petani di areal kebunnya untuk memperoleh data sebagai bahan
pertimbangan perlu tidaknya tindakan pengendalian yang tepat berdasarkan
prinsip-prinsip PHT pada kesempatan paling dini. Pengamatan dilakukan secara rutin setiap minggu atau bulan sesuai dengan fase rentan
tanaman/saat mulai munculnya gejala serangan.
Obyek Pengamatan
Obyek-obyek
pengamatan yang harus diamati pada tanaman karet meliputi gejala
serangan, penyebab, umur tanaman, persentase tanaman terserang,
intensitas serangan, populasi OPT per unit contoh, jumlah populasi
serangga berguna per unit contoh, organisme lain yang ditemukan, data
pendukung (suhu, kelembaban, curah hujan, hari hujan, dan sebagainya).
Pengambilan Contoh
Untuk
setiap lokasi diambil 10 pohon contoh secara diagonal dan dianggap
mewakili kondisi kebun tersebut. Pohon contoh ada yang tetap dan tidak
tetap (selalu berpindah). Pohon contoh tetap biasanya digunakan untuk
mengamati perkembangan penyakit dan diamati secara rutin setiap kali
pengamatan agar diperoleh data yang dikehendaki. Sedangkan pohon contoh
tidak tetap digunakan untuk mengetahui ada tidaknya OPT yang menyerang
tanaman (status OPT). Untuk petani dengan luas kepemilikan kebun yang
terbatas sebaiknya mengamati seluruh tanamannya dengan melakukan sensus
tanaman. Setiap pengamataan dilakukan pencatatan dan analisis hasil
pengamatan untuk mengetahui intensitas serangan.
Intensitas Serangan
Intensitas serangan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kerusakan tanaman akibat
serangan OPT.
Penentuan intensitas serangan OPT didasarkan pada:
- Kepadatan populasi
- Derajat kerusakan tanaman yang ditentukan dengan skoring (berat ringannya
kerusakan)
Secara umum tingkat serangan digolongkan menjadi:
Berat : Nyata diatas ambang rasa/kendali
Ringan : Nyata di bawah ambang ras/kendali
Intensitas serangan = (jumlah tanaman terserang/jumlah tanaman yang diamati) x 100 %
TEHNIK PENGAMATAN
1. PENYAKIT JAP

Bagian tanaman yang diamati
Perakaran, daun/tajuk terutama pada tanaman yang dekat dengan tunggul karet atau kebun bertunggul karet
Interval pengamatan
Setiap 3 bulan dimulai sejak tanaman 1-5 tahun terutama pada areal rawan penyakit
Intensitas Serangan
Ringan: benang jamur warna putih baru menempel di permukaan akar, atau kulit akar mulai membusuk karena serangan jamur
Berat: kulit dan kayu akar sudah membusuk karena serangan jamur
2. PENYAKIT BIDANG SADAP : KANKER GARIS
Bagian tanaman yang diamati
Bidang sadap terutama tanaman yang disadap terlalu dekat dengan permukaan tanah dan kebun yang kelembabannya tinggi
Interval pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari sadap selama musim hujan, terutama kebun-kebun yang sering terkena serangan kanker garis
Intensitas Serangan
Ringan: selaput tipis berwarna putih dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap
Berat : lateks yang keluar berwarna coklat dan berbau busuk
3. PENYAKIT BIDANG SADAP : MOULDY ROT
Bagian tanaman yang diamati
Bidang sadap terutama tanaman yang disadap terlalu sering dan dalam serta kebun yang mempunyai kelembaban tinggi
Interval pengamatan
1-2 minggu selama musim hujan
Intensitas Serangan
Ringan : lapisan beledru berwarna putih kelabu sejajar dengan alur sadap
Berat: bagian yang sakit membusuk dan berwarna kehitaman
4. PENYAKIT BIDANG SADAP : KERING ALUR SADAP
Bagian tanaman yang diamati
Bidang sadap terutama tanaman yang disadap terlalu sering dan disertai penggunaan bahan perangsang lateks (ethrel)
Interval pengamatan
Setiap hari sadap terutama pada masa gugur daun
Intensitas Serangan
Ringan : Sebagian alur sadap kering
Berat : semua batang kering dan benjol-benjol
5. PENYAKIT BATANG : NEKROSIS KULIT
Bagian tanaman yang diamati
Kulit batang dan cabang
Interval pengamatan
Setiap 3 bulan sekali pada waktu peralihan musim kemarau ke musim hujan
Intensitas Serangan
Ringan : bercak coklat seperti memar pada permukaan kulit
Berat : kulit pecah dan terjadi pendarahan karena pembuluh lateks pecah
6. PENYAKIT BATANG : JAMUR UPAS
Bagian tanaman yang diamati
Batang, cabang dan ranting pada daerah yang bercurah hujan tinggi
Interval pengamatan
1-2
minggu sekali, dimulai pada awal sampai akhir musim hujan terutama
daerah yang sering diserang jamur upas dan berkelembaban tinggi
Intensitas Serangan
Ringan : bagian pangkal atau atas percabangan tampak benang putih seperti sutera
Berat : Cabang atau ranting yang terserang akan membusuk dan mati serta mudah patah
7. PENYAKIT DAUN
Bagian tanaman yang diamati
Daun pada tunas baru smapai daun menjadi hijau (umur 1-15 hari)
Interval pengamatan
Setiap 3 hari sekali mulai pada saat tanaman membentuk tunas baru sampai daun menjadi
hijau. Pengamatan dilakukan pada 10 pohon sampel secara diagonal pada setiap lokasi
pengamatan
Intensitas Serangan
Dinyatakan dalam kerapatan tajuk, makin tipis kerapatan tajuk makin berat intensitas
serangannya, yaitu
- kerapatan tajuk 25 - <> 50- 75 % = serangan ringan
8. HAMA : RAYAP
Bagian tanaman yang diamati
Akar sampai ujung daun, pengamatan dilakukan bersamaan dengan pengamatan JAP
9. HAMA : BABI HUTAN
Bagian tanaman yang diamati
Akar, kulit batang, batang dan daun tanaman muda
Pengamatan:
- Dilakukan pada areal pertanaman yang berdekatan dengan hutan atau padang alang-alang
- Pengamatan terutama dilakukan menjelang subuh atau menjelang maghrib
-
Apabila ada tumpukan sisa tanaman, ranting atau tumbuhan perlu
dicurigai kemungkinan merupakan sarang babi betina yang akan melahirkan.
Interval Pengamatan
Dilakukan 4 bulan sekali
10. HAMA : URET
Bagian tanaman yang diamati
Akar dan bahan organik di sekitar tanaman biasanya menyerang tanaman muda dan di
pembibitan

*Sumber : DUNIA PERTANIAN INDONESIA ONLINE [You must be registered and logged in to see this image.]
Kembali Ke Atas Go down
TRENITY




Jumlah posting : 60
Points : 108
Join date : 27.02.10

Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet Empty
PostSubyek: Re: Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet   Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeFri Jan 14, 2011 4:20 pm

[You must be registered and logged in to see this image.]

IV. PENGENDALIAN OPT TANAMAN KARET
Prioritas
pengendalian OPT karet diutamakan pada tind akan pencegahan yang
dimulai daripemilihan klon unggul dan tahan terhadap OPT sasaran,
menjaga kesehatan tanaman dengan mengatur kelembaban kebun, sanitasi,
pemupukan dan penyadapan yang bijaksana. Pengendalian lebih diutamakan
secara biologi seperti penggunaan jamur Trichoderma sp dan penanaman
tanaman antagonis di sekitar tanaman karet, misalnya, lidah mertua,
kunyit, lengkuas, sambiloto, kencur, lempuyang untuk pengendalian
penyakit JAP.
Pada pembukaan lahan baru,
sebaiknya kebun bersih dari tunggul-tunggul tanaman yang merupakan
sumber infeksi OPT tanaman karet. Untuk pencegahan penyakit yang
menyerang akar sebaiknya digunakan belerang 100 gram/pohon yang dicampur
dengan tanah pengisi lubang tanam bersamaan pada waktu penanaman bibit.
Belerang berfungsi untuk meningkatkan kemasaman tanah. Kondisi tanah
yang asam dapat menghambat perkembangan jamur antagonis terhadap jamur
akar tersebut.
TEHNIK PENGENDALIAN

  1. Penyakit Jamur Akar Putih
    Deteksi Dini Penyakit
    -
    Penggunaan mulsa/rumput kering pada leher akar, 2-3 minggu kemudian
    mulsa diangkat, bila terserang JAP akan nampak benang warna putih
    menempel pada leher akar
    - Dilakukan pada awal dan akhir musim hujan Pengendalian
    - Pada serangan ringan, perakaran dibuka kemudian bagian akar yang busuk dipotong dan dibakar
    -
    Permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok, bekas kerokan dan potongan
    diberi ter dan izal kemudian seluruh permukaan akar dioles dengan
    fungisida
    - Setelah luka mengering, seluruh perakaran ditutup kembali
    -
    6 bulan kemudian diamati dengan membuka perakaran, apabila masih
    terdapat benang jamur maka dikerok dan dioles dengan fungisida kembali
    -
    Tanaman yang terserang berat atau telah mati/tumbang harus segera
    dibongkar, bagian pangkal batang dan akarnya dikubur di luar areal
    pertanaman, menggunakan wadah agar tanah yang terikut tidak tercecer di
    dalam kebun
    - Bekas lubang dan 4 tanaman sekitarnya ditaburi dengan
    200 gram campuran richoderma sp dengan pupuk kandang 200 gram per lubang
    atau tanaman
    - Pencegahan dengan menanam tanaman antagonis seperti lidah mertua, kunyit, lengkuas dan lain-lain.
  2. Penyakit Bidang Sadap: Kanker Garis
    Pengendalian
    - Menanam klon yang tahan yaitu PR 300 dan PR 303
    - Jarak tanam tidak terlalu rapat, tanaman penutup tanah yang terlalu lebat
    dipangkas
    - Pemupukan sesuai dengan dosis anjuran
    - Hindari penyadapan terlalu dekat dengan tanah
    - Pisau sadap diberi desifektan sebelum digunakan
    - Tanaman yang sudah terserang dioles fungisida dengan kuas di sepanjang jalur 5- 10 cm diatas dan di bawah alur sadap
    - Bagian yang membusuk dibersihkan dulu dengan dikerok sampai pada bagian yang masih sehat, baru dioles dengan fungisida
    - Pengolesan dilakukan segera setelah penyadapan sebelum lateks membeku
  3. Penyakit Bidang Sadap: Mouldy Rot
    Pengendalian
    - Tidak menanam klon yang rentan terutama di tempat yang beriklim basah atau rawan penyakit seperti GT 1
    - Pisau sadap diberi desinfektan sebelum digunakan
    - Menurunkan intensitas penyadapan dari S2/d2 menjadi S2/d3 atau S2/d4 atau menghentikan penyadapan pada serangan berat
    - Hindari torehan yang terlalu dalam pada saat penyadapan agar kulit cepat pulih
    - Tanaman yang sudah terserang dioles fungisida 5 cm diatas irisan sadap sehari setelah penyadapan dan getak tarik belum dilepas
    - Interval pengolesan 1-2 minggu sekali sampai tanaman kembali sehat
  4. Penyakit Bidang Sadap: Kering Alur Sadap
    Deteksi Penyakit
    Dilakukan sadap tusuk di bawah bidang sadap sampai ke bawah
    Pengambilan Keputusan
    - segera dilakukan pengendalian apabila sebagian alur sadap mengalami kekeringan
    - perlu waspada apabila lateks mulai encer
    Pengendalian
    - Menurunkan intensitas penyadapan pada pohon/kebun yang telah mulai menunjukkan kekeringan alur sadap
    - Menghindari atau menurunkan intensitas penyadapan pada musim gugur daun
    - Bidang sadap yang mati dan kulit kering bisa dipulihkan kembali dengan pemberian formulasi oleokimia (Antico F-96, No BB)
    - Pemberian oleokimia dengan cara mengerok kulit bidang sadap yang sakit kemudian dioles segera setelah pengerokan selesai
    - Satu tahun kemudian kulit yang baru bisa disadap kembali
    - Penambahan 160 gram pupuk KCl/pohon/tahun dari dosis anjuran
  5. Penyakit Batang : Nekrosis Kulit
    Pengendalian
    - Tidak menanam klon yang rentan seperti AVROS 2037, GT 1, PB 260, dan PB 235 pada daerah rawan penyakit ini
    - Pada prinsipnya sama dengan pengendalian penyakit KAS tetapi ditambah dengan fungisida yang telah direkomendasikan
    -
    Sebelum dioles, kerak pada bidang sadap dikerok dulu. Pengolesan 30 cm
    sampai keadaan atas batang infeksi dan 20 cm sampai ke bawah batas
    infeksi
    - Pada serangan ringan pengolesan cukup sekali saja, tetapi
    pada serangan berat bisa diulang pada bulan berikutnya, dan selanjutnya
    setiap 3 bulan sampai
    tanaman sehat
    - Batang/cabang tanaman sehat
    di sekitar tanaman terserang disemprot atau dioles dengan fungisida
    seminggu sekali untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas
    - Batang atau cabang tanaman yang mati dikumpulkan dan dibakar untuk menghilangkan sumber infeksi jamur
  6. Penyakit Batang : Jamur Upas
    Pengambilan Keputusan
    Perlu waspada dan segera dikendalikan apabila pada daerah rawan serangan penya jamur
    upas terdapat cabang/ranting tanaman yang patah
    Pengendalian
    -
    Menanam klon yang tahan seperti BPM 107, PB 260, PB 330, AVROS 2037,
    PBM 109, IRR 104, PB 217, PB 340, PBM 1, PR 261, dan RRIC 100, IRR 5,
    IRR 39, IRR 42, IRR 112 dan IRR 118.
    - Jarak tanam diatur tidak terlalu rapat
    - Cabang/ranting yang telah mati dipotong dan dimusnahkan
    - Cabang yang masih menunjukkan gejala awal (sarang laba-laba) segera dioles
    dengan fungisida Bubur Bordo, Calixin 750 EC atau Antico F-96 hingga 30 cm ke atas dan ke bawah
    -
    Bubur Bordo dan fungisida yang mengandung unsur tembaga tidak
    dianjurkan pada tanaman yang telah disadap, karena dapat merusak mutu
    lateks
    - Pada kulit yang mulai membusuk harus dikupas sampai bagian
    kulit sehat kemudian dioles fungisida hingga 30 cm keatas dan ke bawah
    dari bagian yang
    sakit
  7. Penyakit Daun
    Pengendalian
    -
    Menanam klon anjuran yaitu RRIC 100, BPM 1, BPM 24, BPM 107, BPM 109,
    PB 260, PB 340, PB 330, IRR 104, IRR 5, IRR 32, IRR 118, dan IRR 39.
    -
    Pada serangan ringan diberikan pupuk nitrogen 2 kali dosis anjuran pada
    saat daun mulai terbentuk. Pemberian pupuk dengan cara dibenamkan dalam
    tanah agar lebih mudah diserap oleh akar
    - Pada serangan berat
    dikendalikan dengan cara disemprot fungisida kontak yang
    direkomendasikan, pada saat daun mulai terbentuk smapai dengan daun
    berwarna hijau dengan interval 1 minggu (umur daun 21 hari)
  8. Hama : Rayap
    Pencegahan
    - Sanitasi areal perkebunan
    - Membersihkan tunggul-tunggul tanaman sisa pembukaan lahan baru
    - Pada saat peremajaan tanaman, lubang tanam perlu diberi perlakuan anti rayap dengan termitisida cair
    Pengendalian
    - Membongkar sarang
    -
    Penggunaan agen hayati seperti semut, nematoda Steinernema sp dan
    Heterorhabditi indica, jamur B. Bassiana dan Metarrhizium spp)
    -
    Penyiraman termitisida di sekitar perakaran (1,5 meter dari batang pohon
    dibuat parit kemudian disiram termitisida 2,5 – 4 liter per meter
    - Pembasmian sarang dengan fumigan atau termitisida cair yang disuntik ke pusat sarang
  9. Hama : Babi Hutan
    Pengendalian
    - Sanitasi lingkungan, memasang jaring, perangkap
    - Memberi pagar di sekitar areal kebun
    - Membuat parit di sekitar areal kebun
    - Berburu bersama dengan kelompok pemburu babi misalnya perbakin
    - Pemberian umpan beracun, hati-hati jangan sampai racun tersentuh tangan
  10. Hama : Uret
    Pengendalian
    Mengumpulkan uret di sekitar tanaman terserang dan dimatikan
  11. Gulma Penting
    Pengendalian
    - Penyiangan 0,5-1 meter sekeliling tanaman (piringan) harus bersih dari gulma
    -
    Penanaman tanaman penutup dari jenis kacang-kacangan (Centrosema
    pebescens, Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, Calopogonium
    caereleum).
    Penanaman pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau 1,5-2 meter dari barisan tanaman
    -
    Penanaman tanaman sela misalnya tanaman padi, jagung, kacang tanah,
    kedelai dan dari jenis tanaman obat misalnya kunyit, jahe, lengkuas dan
    sebagainya
oleh
Sri Dewi Judawi
Holomoan Lumbantobing
Retno Budi Setyaningsih
Direktorat Jenderal Perkebunan
Departemen Pertanian
Jakarta, 2006

*Sumber : DUNIA PERTANIAN INDONESIA ONLINE [You must be registered and logged in to see this image.]
Kembali Ke Atas Go down
jw.lt

jw.lt


Jumlah posting : 17
Points : 25
Join date : 09.01.11

Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet Empty
PostSubyek: Re: Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet   Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeTue Jan 18, 2011 7:18 am

thanks thanks informasi yg brguna, trutama utk daerah yg punya lahan perkebunan yg luas,misal: sumatra, X-mantan, papua, dll. Smile Request cr co2k tnam buat daerah jawa dung.., misal tnaman lombok,tomat,sawi dll. :doa:
Kembali Ke Atas Go down
saprin ppl




Jumlah posting : 1
Points : 1
Join date : 08.08.11

Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet Empty
PostSubyek: Re: Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet   Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitimeMon Aug 08, 2011 9:58 pm

info yg sangat berharga.. trims
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet Empty
PostSubyek: Re: Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet   Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet I_icon_minitime

Kembali Ke Atas Go down
 
Pedoman Pengendalian OPT Tanaman Karet
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Trenggalek Nimbuzz Community :: HORTIKULTURA & UNGGAS :: Holtikultura/Perkebunan-
Navigasi: